top of page
dominggustanesab

Materi Pertemuan Ke Sepuluh Pembelajaran Hermeneutika Kelas X

HERMENEUTIKA ABAD KE 19

Kamis , 28 Oktober 2021


1. HERMENEUTIKA ABAD KE 19 MENURUT FRIEDRICH STRAUS

David Friedrich Straus sebagai tokoh hermeneutika abad ke 19 menggambarkan bahwa hermeneutika seakan – akan mematri sejarah dan filsafat menjadi satu maksud untuk mengembangkan suatu pandangan filosofis yang komprehensif . Friedrich Straus mengatakan bahwa hermeneutika adalah metode analisis untuk mengungkapakan pada mulanya pemikiran modern manusia seperti pada pemikiran Kant . Hermeneutika dalam tradisi merupakan ahli dalam kritik teks Alkitab kemudian abad ke 19 digunakanlah hermeneutika ini sebagai tradisi . David Friedrich Straus atau Straub adalah seorang teolog kelahiran Jerman pada tanggal 27 Januari 1808 dan meninggal tanggal 08 Februari 1874 , yang merupakan ahli dalam kritik teks Alkitab . Hermeneutika dalam kritik , maka pada awal kritik teks Alkitab yang terkenal ADALAH teks dalam Perjanjian Baru . Hermeneutika pada abad ke 19 , hermeneutika dirumuskan secara metodis dan teoritis sehingga tidak lagi bebas namun , memakai teks klasik dalam wilayah yang luas dalam Antropologi dalam abad ke 19 , itulah budaya secara kolektif menunjuk hermeneutika kebudayaan , suatu semantika tindakan hermeneutika abad ke 19 . karyanya yang terkenal adalah “ Hidup Yesus “ melalui buku tersebut menjadi pelopor penyelidikan Yesus secara Historis dan melalui buku tersebut menyatakan bahwa hanya sedikit saja dari injil yang mempunyai nilai sejarah dan selebihnya merupakan hasil buatan pikiran kreatif dari gereja awalyang mengikuti cerita – cerita dalam Perjanjian Lama .


2. HERMENEUTIKA MENURUT WILHEM DILTHEY

Wilhem Dilthey filsuf dan teolog terkemuka berkebangsaan Jerman yang dilahirkan di Biebrich . Dilthey adalah penerus dari Schleirmancher .Study teologi dan Filsafat di Universitas Heiderbelrg Ia percaya bahwa hermeneutika bukan sekedar Biblikcal Interpretation tetapi menyangkut seni memahami . Kontribusi penting dari Dilthey adalah ia memperkenalkan hermeneutika pada dunia ilmu pengetahuan dan menerapkan dalam berbagai disiplin ilmu ( sosial , hukum , alam dst , ) . Dilthey membawa hermeneutika menjadi menjadi sebuah filosofi ilmu . Dlam hermeneutika , penafsir harus berpegang pada “ historicality “ dari setiap teks . Yang dimaksyudkan dengan “ historicality “ adalah konteks historis dari sebuah teks . Ia bahkan memandang bahwa segala sesuatu memiliki konteks historisnya . Selain itu Dilthey juga menekankan bahwa knowing is insufficient “ mengetahui tidaklah cukup “ ia menegaskan bahwa seorang penafsir membutuhkan “ real – life experience “ atau pengalaman nyata untuk memahami sesuatu . Atau melalui Dilthey ilmu hermeneutika sangat diperluas kepada hal yang berkaitan dengan pemahaman objektifikasi historis dari teks – teks Alkitab . Menurut Dilthey pemahaman dan pengetahuan manusia berkaitran dengan kenyataan sosial dan historis masyarakat . Mkana dikenal dari apa yang sebalumnya sudah disusun dan dibentuk oleh institusi – institusi ( negara atau agama ) , pandangan – pandangan hidup , konfesi – konfesi dan karya – karya seni lainnya .

Bentuk pengetahuan didasarkan pada tiga aspek komunikasi manusia yakni Bahasa , perilaku , dan juga sikap yang berwujud dalam bentuk mimic , dan cara kejiwaan ( psikologis ) . Pemahaman mansia menurutnya bergerak dari manifestasi luar dari Tindakan dan produktivitas manusia menujuk kepada makna batinnya . Dalam karyanya juga tentang “ The Understanding of other and their manifestation of life “ ia menegaskan bahwa pemahaman bergerak dari luar ke dalam , dari erkspresi kepada apa ang dinyatakan dan hal itu tidak didasrkan pada empati . Empati meliputih identifikasi langsung dengan orang lain , sedangkan interpretasi meliputih sesuatu yang tidaka langsung atau atau suatu pemahaman yang dimediasi yang hanya dapat dicapai denan menempatkan ekspresi manusia dalam konteks sejarah . Memahami bukanlah proses merekonstruksi keadaan pikiran penulis dalam karyanya .

Dilthey membagi ilmu spiritual menjadi tiga tingkatan structural yaitu :

a. Pengalaman

b. Ekspresi

c. Pemahaman

Pengalaman berarti merasakan situasi atau sesuatu secara pribadi sehingga dapat menunjukan bahwa kita selalu dapat memahami arti dari pemikiran yang tidak diketahui Ketika kita mencoba untuk mengalaminya .

Ekspresi artinya mengubah pengalaman ke dalam makna karena Ketika kita mengungkapakan sesuatu hal itu bukan lagi hal yang bersifat pribadi tetapi suatu ungkapan perbandingan dengan seorang di luar diri sendiri .

Pemahaman artinya sebuah dimensi yang berisi pemahaman ketidakpahaman yang tidak lebih dan tidak kurang dari kesalahan pengertian . Dilthey berkata ia yang memahami memahami orang lain , ia yang tidak memahami berdiri sendirian disudutnya sndiri ( He who understands , understand others , he who does not understand stays alone ) seperti tokoh – tokoh hermeneutika lainnya .

Delthey juga menekankan bahwa interopretasi dalam rangka mencari makna meliputi semua spektrum teks – teks termasuk multi media .

Tugas

Menulis kembali materi yang ada dalam website sekolha dengan baik dan rapih

Mengerjakan soal yang ada dan mengirimkan kembali lewat website atau lewat WA guru mata pelajaran

v Menguraikan hal inti dari hermeneutika abad ke 19 menurut David Friedrich Straus dan Wilhem Diltey


SELAMAT BERKARYA …JAGA KESEHATAN …TUHAN MEMBERKATI

11 views0 comments

Recent Posts

See All

PERTEMUAN KE SEBELAS

KAMIS , 12 MEI 2022 BAHAN AJAR ATAU MATERI BERBAGAI PENDEKATAN atau METODE HERMENEUTIK ( ANALISIS TEOLOGI ) 1. Arti dari Analisis...

PERTEMUAN KE SEPULUH

KAMIS , 07 APRIL 2022 MATERI ATAU BAHAN AJAR PENDEKATAN ATAU METODE HERMENEUTIKA MANFAAT DAN FUNGSI DARI ANALISIS SINTRAKSIS LEKSIKAL 1. ...

PERTEMUAN KE SEMBILAN

KAMIS , 31 MARET 2022 MATERI ATAU BAHAN AJAR PENDEKATAN ATAU METODE HERMENEUTIKA ANALISIS SINTRAKSIS LEKSIKAL v Arti dari analisis...

Kommentare


bottom of page